Museum Sri Sultan Hamengku Buwono IX
Museum ini berada di dalam kompleks
Kraton Yogyakarta yang diresmikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X tanggal 18
November 1990. Museum kecil ini didirikan pada awal tahun 1990-an untuk
mengenang tokoh yang dicintai masyarakat Yogyakarta ini. Upaya tersebut
diwujudkan melalui pameran berbagai benda dan dokumen milik sultan. Benda-benda
/peralatan, foto-foto dan tanda jasa serta barang yang ditampilkan dalam museum
ini khusus milik maupun yang diterima almarhum Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
Jam buka bersamaan dengan Kraton Yogyakarta.
Sebagai sarana untuk mengenang
seorang tokoh, Museum HB IX tidak hanya merupakan tempat menyimpan benda mati.
Artefak saksi keberadaan tokoh tersebut berusaha dihidupkan dalam pameran.
Benda-benda tersebut dipilih, dan dipamerkan secara berkelompok dan dengan
urutan tertentu, ditambah keterangan-keterangan pada label sehingga membentuk
suatu cerita yang mengagungkan sang tokoh. Hal ini masih ditambah dengan
bangunan museum berarsitektur Jawa dengan berbagai ukiran keemasan khas kraton,
menekankan kebesaran Sultan HB IX.
Di museum ini pengunjung dapat
melihat keterlibatan Sri Sultan dalam perjuangan kemerdekaan, dalam kegiatan di
kraton sebagai seorang sultan Yogyakarta, pejabat negara RI, berbagai kegiatan
lain seperti Pramuka–Sultan HB IX adalah Bapak Pramuka Indonesia–, juga
keseharian sebagai seorang pribadi. Terdapat meja kerja, berbagai penghargaan,
pakaian, dan berbagai benda lain seperti pakaian seragam militer.
Salah satu tujuan penyelenggaraan
museum terutama museum memorabilia adalah untuk pendidikan, untuk menyampaikan
nilai-nilai baik dari sang tokoh yang dikenang dalam museum. Dari apa yang
disajikan, pengunjung dapat belajar tentang sosok Sultan Hamengku Buwono IX.
Seorang sultan kadang hidup dalam dongeng bagi kita masyarakat kebanyakan. Di
museum ini kita melihat bahwa sultan juga manusia biasa, yang juga senang
memasak dan memiliki hobi fotografi.
Pengunjung juga diajak mengenang
bahwa sultan ini meskipun dididik di Barat, tetapi adalah seorang Jawa.
Selembar prasasti marmer di ruang utama museum memuat kalimat terkenal dalam
pidato penobatan sultan pada tanggal 18 Maret 1940. “Al heb ik een uitgesproken
westerse opvoeding gehad, toch ben en blijf ik in de allereeste plaats javaan”,
“Walaupun saya telah mengenyam pendidikan Barat yang sebenarnya, namun
pertama-tama saya adalah dan tetap adalah orang Jawa”.
Di salah satu ruang museum
terpampang satu lukisan sultan mengenakan baju batik dan kutipan judul biografi
sultan yang diterbitkan beberapa tahun sebelum beliau mangkat, “Tahta untuk
Rakyat”. Dua hal ini, pernyataan sebagai orang Jawa dan orientasi kepada rakyat
menggambarkan bahwa sebagai sultan, raja masyarakat Yogyakarta, beliau berdiri
pada akar budayanya dan berorientasi kepada kesejahteraan rakyat.
Sejarah berdirinya museum ini tidak
lepas dari sejarah berdirinya keraton, karena berada di dalam komplek
Keraton Yogyakarta yaitu istana resmi Kesultanan Ngayogyakarta
Hadiningrat. Keraton Yogyakarta didirikan oleh Sultan Hamengku Buwono I
beberapa bualan pasca perjanjian giyanti pada tahun 1755. lokasi keraton ini
konon adalah bekas sebuah pesanggarahan yang bernama Garjitawati, yang
digunakan untuk istirahat iring-iringan jenazah raja-raja Mataram (Kartasura
dan Surakarta) yang akan di makamkan di Imogiri. Pada mulanya keraton ini
digunakan sebagai tempat tinggal Raja Kasultanan Yogyakarta dan sebagai pusat
pemerintahan, kesultanan tersebut secara resmi telah bergabung dengan NKRI
pada tahun 1950. Namun saat ini sultan tidak lagi tinggal di dalam komplek
keraton tetapi tinggal di komplek Taman Sari. Status kepemimpinan sultan tidak
mutlak seperti tempo dulu. Sekarang sistem pemerintahan diatur oeleh pemerintah
pusat, dan sultan menjabat sebagai Kepala Daerah Tingkat I.
Bendoro Raden Mas Dorodjatun atau
yang lebih dikenal dengan nama Sri Sultan Hamengku Buwono IX merupakan sala
satu tokoh besar yang bijaksana serta demokratis. Walaupun beliau seorang
bangsawan, beliau tidak enggan dalam berkecimpung dalam urusan politik. Sri
Sultan Hamengku Buwono IX menjadi Raja di Kesultanan Yogyakarta. Beliau juga
pernah menjadi Wakil Presiden Indonesia yang kedua pada tahun 1973-1978. Selain
itu, beliau juga pernah menjabat sebagai Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
yang kemudian dikenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia.
Sultan
Hamengku Buwono IX bukan hanya sekedar pemimpin yang arif dan bijaksana. Beliau
juga seorang cendekiawan yang penah menuntut ilmu di negeri barat. Walaupun
begitu, beliau tetap memegang teguh jati dirinya. Belau juga sangat berjasa di
bidang pendidikan, Ia merelakan karaton sebagai tempat penyelenggaraan
institusi modern, Universitas Gadjah Mada. Kemudian sultan juga menyediakan
tanah luas di utara kota, Bulaksumur, sebagai kampus hingga sekarang. Selain
dermawan, Beliau juga memiliki beberapa kegemaran yang cukup unik seperti
memasak, fotografi, dan berkuda.
Museum Sri Sultan Hamengku Buwono
IX menyimpan benda-benda yang pernah dipergunakan oleh Sri Sultan Hamengku
Buwono IX. Selain itu penghargaan-pernghargaan yang didapatkan oleh Sri Sultan
Hamengku Buwono IX.
Akses
Museum Sultan Hamengkubuwono IX berada di Kompleks Kraton Yogyakarta yang mana berada di selatan Alun-Alun Utara. Jika anda berangkat menggungakan transportasi umum seperti Bus Trans Jogja anda dapat turun di Selter 3 Malioboro kemudia melanjutkan dengan jalan kaki atau menggunakan becak karena masih terbilang agak jauh. Apabila anda menggunakan kendaraan pribadi ada dapat langsung menuju Museum Sultan Hamengku Buwono dan membayar tarif parkir kendaraan anda.
Jam buka
Keraton Yogyakarta dibuka untuk umum
setiap hari dari jam 08.00 – 14.00 WIB. Tapi khusus untuk hari Jum’at, wisata
kraton Jogja dibuka dari jam 08.00 wib – 12.00 wib.
Biaya
Harga tiket masuk adalah sebesar Rp
5.000,- untuk wisatawan lokal dan Rp 12.500,- untuk wisatawan asing atau mancanegara.
Dan jika pengunjung ingin menggunakan kamera untuk mengambil berfoto membayar
Rp 1.000,- per kamera
Opini
Menurut saya, Museum Sultan
Hamengkubuwono IX ini adalah salah satu museum yang sangat disayangkan jika
para wisatawan melewatkannya. Museum ini memiliki arsitektur bangunan yang unik
dan indah saat anda dapat kesana dan menikmatinya secara langsung. Selain itu
museum ini memiliki nilai edukasi dan motivasi yang tinggi. Hal ini dikarenakan
museum ini berisi tentang perjalanan hidup Sultan Hamengku Buwono yang sangat
menginspirasi berbagai kalangan. Oleh karena itu sangat disayangkan jika anda
melewatkan kesempatan untuk dapat mengunjugi museum ini.
Sumber
http://navigasi-budaya.jogjaprov.go.id/heritage/museum/396#prettyPhotohttp://santapjogja.com/sri-sultan-hamengku-buwono-ix-raja-mataram-yang-jago-memasak/
mantab tmptnya bagus
BalasHapusCV Tugu
bisnis tiket !!! #tiket #pesawat #international
BalasHapus